Kamis, 13 November 2008

Lucu Ya......

Lucu ya,
Uang Rp 20,000-an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal mesjid, tapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket

Lucu ya,
45 menit terasa terlalu lama untuk berzikir, tapi betapa pendeknya waktu itu untuk pertandingan sepakbola

Lucu ya,
Betapa lamanya 2 jam berada di Masjid, tapi betapa cepatnya 2 jam berlalu saat menikmati pemutaran film di bioskop

Lucu ya,
Susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa atau sholat, tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan (gossip) bila ketemu teman

Lucu ya,
Betapa serunya perpanjangan waktu dipertandingan badminton favorit kita, tapi betapa bosannya bila imam sholat Tarawih bulan Ramadhan kelamaan bacaannya.

Lucu ya,
Susah banget baca Al-Quran 1 juz saja, tapi novel best-seller lebih dari 100 halaman pun habis dilalap

Lucu ya,
Orang-orang pada berebut paling depan untuk nonton konser musik tapi berebut cari shaf paling belakang bila Jumatan agar bisa cepat keluar

Lucu ya,
Kita perlu undangan pengajian 3-4 minggu sebelumnya agar bisa disiapkan di agenda kita, tapi untuk acara lain jadwal kita gampang diubah seketika

Lucu ya,
Susahnya orang mengajak partisipasi untuk dakwah, tapi mudahnya orang berpartisipasi menyebar gossip

Lucu ya,
kita begitu percaya pada yang dikatakan koran, tapi kita sering mempertanyakan apa yang dikatakan Al Quran

Lucu ya,
Semua orang penginnya masuk surga tanpa harus beriman, berpikir, berbicara ataupun melakukan apa-apa.

Tidak ada komentar:

Paradoks Masa Kini

Kita mempunyai gedung yang semakin tinggi,
tapi kesabaran yang semakin rendah.

Jalan yang semakin lebar,
tapi sudut pandang yang semakin sempit.

Semakin banyak membelanjakan,
tapi semakin sedikit yang dimiliki.

Semakin banyak membeli,
tapi semakin sedikit yang dinikmati.

Punya rumah semakin besar,
tapi kehidupan rumah tangga yang semakin terpencil.

Semakin banyak tersedia kesenangan,
tapi semakin sedikit waktu untuk menikmatinya.

Semakin banyak pengetahuan,
tapi semakin sedikit kebijaksanaan.

Semakin banyak para ahli,
tapi justru semakin banyak pula masalah.

Semakin banyak obat,
tapi juga semakin sedikit ketenangan.

Kita memiliki semakin banyak barang dan kepemilikan,
tapi semakin berkurang nilainya.

Kita semakin banyak bicara,
tapi semakin sedikit mencinta dan semakin banyak membenci.

Kita belajar untuk mencari nafkah penghidupan,
tapi gagal menemukan kehidupan.

Kita telah menambah semakin banyak tahun dalam kehidupan,
tapi gagal untuk menikmati kehidupan dalam tahun-tahun yang dijalani.

Kita berhasil pergi ke bulan dan kembali,
tapi masalah untuk pergi ke depan rumah untuk menemui tetangga.

Punya penghasilan yang lebih tinggi,
tapi moralitas yang semakin rendah.

Kita belajar untuk membuat udara lebih bersih,
tapi kita mengotori jiwa kita sendiri.

Kita belajar untuk memisahkan atom-atom,
tapi tak sanggup memisahkan prasangka-prasangka buruk kita.

Kita memiliki kuantitas yang berlimpah ruah,
tetapi kualitas yang semakin langka.

Ini adalah waktu dimana ada orang semakin tinggi posturnya,
tapi makin pendek karakter kepribadiannya.

Keuntungan finansial membumbung tinggi,
tapi hubungan dengan sesama semakin dangkal.

Ini adalah masa kedamaian dunia,
tapi perang dalam keluarga.

Makin banyak hiburan,
tapi makin sedikit rasa kebahagiaan.

Makin banyak makanan,tapi makin berkurang nutrisinya.Ini adalah saat di mana keluarga berpenghasilan ganda,
tapi perceraian di mana-mana.

Makin banyak rumah yang indah,
tapi semakin banyak rumah tangga yang pecah …